23 Januari 2013

MAJULAH APOTEKER INDONESIA



Berdasarkan hasil The 8th Asian Conference On Clinical Pharmacy (ACPP ) yang diadakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 1-4 Juli 2008 bertempat di Hotel Hyatt Surabaya diketahui bahwasanya dunia farmasi Indonesia harus lebih banyak lagi belajar tentang kefarmasian kepada Negara yang lebih maju.

Indonesia saat ini masih sangat kekurangan tenaga Apoteker khususnya tenaga farmasis klinik karena tenaga farmasis klinik ini sangat membantu tugas
dokter dalam menetapkan penggunaan obat yang tepat bagi penyakit pasien. Penyebaran tenaga farmasi klinik di Indonesia masih belum merata karena tidak terdapatnya aturan yang jelas dalam hal pendistribusian tenaga farmasi,


Dahulu sekitar Tahun 1989 kita pernah mengenal masa bakti apoteker seperti halnya PTT pada dokter. Akan tetapi aturan tersebut hilang begitu saja tanpa adanya kejelasan sehingga distribusi lulusan Apoteker menjadi tidak merata. Apoteker yang fresh reguet hanya terpusat dikota-kota besar saja. Berdasarkan kenyataan diatas, Departemen Kesehatan menyepakati aturan baru yaitu setiap rumah sakit di Indonesia harus memiliki Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang langsung dipimpin oleh direktur masing-masing rumah sakit.

Tapi sayang, KFT ini tidak berjlan sebagaimana mestinya karena masih banyak pula rumah sakit yang tidak memiliki KFT sehingga kemungkinan kesalahan informasi tentang pemilihan obat bagi pasien sangat mudah terjadi

Apoteker Indonesia saat ini sangat jauh tertinggal dibanding negara tetangga kita seperti Malaysia. Di Malaysia Pendidikan farmasi lebih difokuskan pada satu bidang tertentu, sehingga nantinya akan dihasilkan tenaga Farmasi yang kompeten dan profesional

Kemajuan dunia farmasi di Malaysia hanya digerakan oleh 8 orang apoteker saja dan sekarang sudah berkembang menjadi sekitar 9000 orang apoteker. Angka ini jauh dibawah jumlah Apoteker yang ada di Indonesia yang berjumlah lebih kurang 22.000 orang, tetapi jumlah yang banyak tersebut belum bisa berbuat banyak untuk kemajuan profesi apoteker itu sendiri. Apoteker di Indonesia masih boleh dikatakan apoteker ”gado-gado”, serba bisa tapi serba tanggung. Kita yang berjumlah 22 .000 orang belum bisa menghasilkan farmasi spesialist. Bandingkan dengan malaysia, mereka saat ini sudah memiliki farmasis klinik spesialis diabetes atau farmasis klinik dalam penyembuhan adiksi rokok.

Kapankah hal ini akan terwujud bagi Apoteker kita......
Jawabanya tergantung kita semua.
Langkah kita masih panjang, teruslah berjuang para apoteker muda...
Sumbangkan yang terbaik untuk bangsamu.... profesimu......

Hidup Apoteker Indonesia

Dikutip dari Warta Unair

Ditulis Oleh : Unknown ~ Deskripsi Blog Anda

Artikel MAJULAH APOTEKER INDONESIA ini diposting oleh Unknown pada hari 23 Januari 2013. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

Posting Komentar